Jumat, 03 April 2009

Jalur Pemasaran Karet Dipangkas

Monday, 30 March 2009
MEDAN(SI) – Dinas Perkebunan (Disbun) Sumut segera membentuk kelompok pemasaran karet untuk memangkas mata rantai pemasaran komoditas tersebut.

Sebagai tahap awal, pemerintah memberikan bantuan dana se-besar Rp1 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana ini untuk pembinaan, pendampingan dan pengawalan. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Sumut Washington Siregar memaparkan, pembentukan kelompok ini bertujuan memutus mata rantai pemasaran sehingga pendapatan petani komoditas ini bisa meningkat.

”Dalam hal ini kami akan bekerja sama dengan Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo),” ujarnya akhir pekan lalu. Kelompok pemasaran ini akan didirikan di seluruh kabupaten/kota, khususnya pada daerah sentra penghasil komoditas karet, yakni Kabupaten Labuhanbatu,Langkat, Deliserdang, Mandailingnatal,Tapanuli Selatan, Padanglawas Utara, dan Kabupaten Padanglawas.

Selama ini petani harus melalui mata rantai yang panjang untuk menjual produksi karetnya.Petani awalnya menjual kepada pedagang pengumpul,kemudian dijual lagi kepada pedagang perantara dan dipasarkan lagi kepada pedagang besar.

Harga yang ditetapkan petani kepada pedagang pengumpul tentu lebih rendah dibandingkan banderol dari pedagang perantara, sebelum akhirnya dipasarkan kepada pedagang besar. Dia menambahkan,masing-masing kelompok pemasaran itu terdiri atas 20 orang anggota.Para anggota membantu petani mendapatkan penghasilan yang lebih baik karena mereka bertugas mengumpulkan karet petani,sedangkan Gapkindo akan membeli dengan harga yang sesuai kualitas karet tersebut.

”Kelompok ini juga akan membuat nota kesepahaman atau memorandum of understanding(MoU) sebagai pegangan petani untuk mengumpulkan karet pada kelompok dan memang akan dibeli Gapkindo,” paparnya. Akibat krisis ekonomi global, harga karet terus menurun.

Saat ini harga jual karet di tingkat petani sebesar Rp6.000–7.000/kg.Dengan adanya kelompok ini diharapkan harga jual di tingkat petani dapat mencapai Rp10.000/kg. Rencana pemerintah ini ternyata mendapat sambutan positif dari Gapkindo. Ketua Gapkindo Sumut Fauzi Hasballah menyatakan, pihaknya siap bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan petani karet.

”Kami siap saja bekerja sama dengan pihak pemerintah kabupaten/ kota agar petani karet tidak semakin terpuruk,terutama saat harga rendah,”tuturnya. Menurut dia,pengurangan ekspor karet sebesar 116.000 ton pada triwulan I/2009 yang dilakukan Gapkindo juga merupakan salah satu cara menguatkan kembali harga karet di pasar internasional, setelah anjlok pascamenurunnya permintaan menyusul terjadinya krisis ekonomi global.

”Jika harga (ekpor) naik, tentu harga jual di tingkat petani juga akan naik.Kami juga berupaya meningkatkan stok dengan memberikan bibit secara gratis kepada petani,” pungkasnya. (jelia amelida)


Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/225102/

Tidak ada komentar: