Sabtu, 11 April 2009

Petani Dianjurkan Tanam Bibit Unggul

Palembang, Kompas - Balai Penelitian Karet Sembawa mengimbau segenap petani inti rakyat agar mewaspadai penjualan bibit karet palsu atau berkualitas rendah yang marak belakangan ini. Oleh karena itu, akan lebih baik jika petani lebih selektif dalam memilih bibit, yakni bibit unggul yang sudah diuji dan dijadikan rekomendasi klon tanaman karet.

Demikian disampaikan ahli peneliti utama Balai Penelitian Karet Sembawa, Island Boerhendhy, Kamis (9/4).

Island menegaskan bahwa imbauan tersebut disampaikan bukan untuk menakuti-nakuti, tetapi semata-mata untuk menyelamatkan nasib petani dan perkebunan karet. Di sisi lain, hal itu juga bisa menghambat perkembangan produksi di sektor perkebunan karet.

”Padahal, pemerintah tetap menetapkan produksi karet Indonesia bisa menembus 4 juta ton di 2025 mendatang. Jika produktivitas terhambat masalah bibit palsu, sulit rasanya mencapai target produksi itu,” katanya.

Klon rekomendasi
Berdasarkan rumusan lokakarya tentang pemuliaan tanaman karet, pihak Balai Penelitian Karet Sembawa sebenarnya sudah mengeluarkan dan menyosialisasikan acuan klon karet rekomendasi tahun 2006-2010. Island menjelaskan, klon ini terdiri dari dua jenis, yakni klon anjuran komersial dan klon harapan.

”Klon anjuran komersial merupakan jenis-jenis bibit yang sudah berhasil diuji dan bisa langsung digunakan oleh petani. Sedangkan klon harapan adalah jenis bibit yang punya potensi pertumbuhan yang baik, tetapi belum bisa diperoleh dalam bentuk benih bina,” katanya.

Berdasarkan data Balai Penelitian Karet Sembawa, jenis bibit dalam klon anjuran komersial ini antara lain bibit penghasil lateks (BPM 24, BPM 107, dan BPM 109), bibit penghasil lateks-kayu (IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112), dan bibit murni penghasil kayu (IRR 70, IRR 71, dan IRR 78).

Sementara jenis bibit yang masuk dalam kategori klon harapan antara lain IRR 24, IRR 33, IRR 41, IRR 54, IRR 111, IRR 141, dan IRR 144.

”Semua bibit karet ini sudah jadi rekomendasi resmi. Jadi, kecil kemungkinan petani akan gagal dan merugi,” katanya.

Ciri unggul
Island menambahkan bahwa bibit karet rekomendasi ini secara umum memiliki potensi produksi getah karet yang tinggi, di sisi lain juga memiliki sifat sekunder yang unggul, antara lain proses pertumbuhan di usia nonproduksi relatif cepat, kulit kayu tebal, lebih tahan cuaca seperti angin kencang, serta memiliki tingkat ketahanan yang baik terhadap hama penyakit.

”Ketika masih berupa bibit karet yang berusia kurang dari setahun, karet rawan terhadap penyakit gugur daun, jamur upas, dan penyakit batang,” ungkapnya. (ONI)
Sumber : Kompas, 11 April 2009

1 komentar:

SEMBAWA-INDAH mengatakan...

Menurut bapak untuk menentukan kwalitas bibit yang kita beli harus dilihat dari sisi mana? penjual, asal atau apa?