Kamis, 12 Februari 2009

Petani Masih Nantikan Realisasi Revitalisasi Karet

Agribisnis 12-02-2009
MedanBisnis – Muara Teweh
Masyarakat di Kabupaten Barito Utara (Barut) Kalimantan Tengah masih menunggu realisasi program revitalisasi perkebunan karet (non kemitraan).
“Sampai saat ini kami masih menunggu kapan pelaksanaan revitalisasi karet tersebut,” kata salah seorang pengurus kelompok tani Kelurahan Jambu, Irwansyah di Muara Teweh, Rabu (11/2).
Padahal kata dia, pihaknya sudah menyerahkan berkas permohonan kelompok tani untuk menjadi peserta revitalisasi perkebunan karet kepada dinas terkait dan permohonan sebagai calon petani sudah diverifikasi.
Kepala Bidang Pengembangan Lahan, Sarana dan Perlindungan Perkebunan pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Barut Sunoto mengakui program revitalisasi karet masih belum berjalan.
Program revitalisasi perkebunan komoditas karet (non kemitraan) di kabupaten pedalaman Sungai Barito ini rencananya tahun 2008 lalu ditargetkan seluas 2.000 hektar tersebar di enam kecamatan. “Namun saat ini revitalisasi karet belum berjalan karena pihak bank selaku peminjam modal tidak berani mengucurkan dana kepada petani karena tidak ada perusahaan selaku penjamin (avalis),” katanya didampingi Kasi Pengembangan Lahan, Arsan Asari.
Program revitalisasi perkebunan karet pada salah satu kabupaten di pedalaman Kalteng ini rencananya diterima calon petani di wilayah Kecamatan Teweh Tengah, Gunung Timang, Lahei, Gunung Purei, Teweh Timur dan Montallat.
Calon petani yang telah diverifikasi sebanyak 90 kelompok tani dengan lahan seluas 5.000 dari 11.025 hektar usulan yang rencananya satu hektarnya rata-rata 500 bibit. “Kendala petani peserta revitalisasi karet ini juga dialami sejumlah petani lainnya di sejumlah kabupaten di Kalteng,” jelasnya.
Namun, kata Sunoto, berkas administrasi yang lulus verifikasi itu masih belum dibuatkan surat keputusan (SK) Bupati Kabupaten Barut, karena kendala belum adanya bank yang berani memberikan kredit.
Padahal, tambah dia, sesuai pedoman program revitalisasi perkebunan yang diterbitkan Dirjen perkebunan Departemen Pertanian semestinya bank tetap bisa menerima kredit petani karet tanpa ada perusahaan penjamin cukup sebagai jaminan berupa surat keterangan tanah (SKT). “Jadi calon petani yang sudah ditetapkan dalam SK tersebut bisa mendapat pinjaman dari bank,” katanya.
Ia meminta kepada para petani peserta program revitalisasi ini tetap bersabar, bukan pemerintah daerah yang tidak serius namun kendala itulah yang membuat kegiatan terlambat. “Masalah ini dalam waktu dekat akan kami disampaikan kepada pemerintah daerah, karena program ini tetap berjalan sesuai rencana meski tanpa melalui avalis,” tegasnya.
Program revitalisasi karet di kabupaten pedalaman Sungai Barito ini tahun 2007/2008 dialokasikan 7.000 hektar dengan kebutuhan bibit mencapai 35 juta pohon, kegiatan itu dilakukan bertahap hingga tahun 2010 nanti seluas 10.000 hektar. “Kita harapkan program tersebut sudah bisa terealisasi tahun depan dan tidak diberikan secara gratis melainkan nantinya petani mendapat pinjaman kredit dari perbankan dengan bunga rendah,” tandas Sunoto.
Karet merupakan salah satu komoditi unggulan daerah ini sebagian besar warga masyarakatnya mengusahakan perkebunan karet baik menanam bibit lokal maupun unggul tersebar di enam kecamatan yang luasnya mencapai 52.970 hektar dengan produksi mencapai 47.107 ton lembar (slab) per tahun.(ant)
Sumber: http://www.medanbisnisonline.com/2009/02/12/petani-masih-nantikan-realisasi-revitalisasi-karet/

1 komentar:

Muh Ishvara Gautama mengatakan...

Apakah kami dari jawa dapat ikut serta dalam program revitalisasi perkebunan karet?
Terima kasih