Senin, 09 Februari 2009

MASYARAKAT PERKARETAN INDONESIA

Karet dan produk karet Indonesia kalau ingin maju dan berkembang dengan pesat dimasa yang akan datang, harus dengan pendekatan agribisnis atau klaster (agribisnis dan kalster samasaja) atau pendekatan terintegrasi semua komponen klaster dengan satu visi yang jelas.
Visi yang jelas ini sangat penting, karena akan menimbulkan gerakan bersama. Bersinergi semua klaster yang terkait dan saling menunjang. Nampaknya itu belum ada di negeri kita ini. Oleh sebab itu kiranya perlu dihadirkan suatu forum bagi orang-orang atau lembaga yang terkait dalam bidang perkaretan baik langsung maupun tidak langsung untuk menciptakan lamunan (dream/mimpi/visi) bersama perkaretan Indonesia ini, yang untuk sementara ini saya sebut dengan “MASYARAKAT PERKARETAN INDONESIA” (MPI). Dan ada pula forum ditingkat provinsi dan kabupaten/kota, yang ada perkebunan karet dan industri karetnya.
Forum bisa dijelmakan menjadi organisasi, atau cukup ada sponsor yang mengadakan pertemuan sekali dua atau tiga tahun untuk mengkaji kemajuan dunia perkaretan Indonesia, menyegarkan visi, mendekatkan pikiran dan hati masyarakat perkaretan indonesia ini.
Yang memungkinkan menjadi sponsor tercipanya forum ini bisa dari pemerintah seperti (Departemen Perdagangan, Perindustrian, Pertanian atau Kantor Menko Perekonomian) Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, Assosiasi Perkaretan yang ada, Pemerintah Daerah Penghasil karet utama. Bank, atau kolaborasi diantara beberapa lembaga terebut. Siapa yang akan menjadi penggerak, kita tunggu.
Mungkin orang mengatakan, bukan kini saatnya, karena bisnis karet sedang terpukul oleh merosotnya harga karet alam dunia, justru dalam keadaan terpuruk inilah kita bicara apa yang harus kita perbuat untuk kita jauh lebih maju, selain untuk ban dan komponen otomotif dan produk karet yang ada sekarang ini, untuk apa lagi karet bisa dimanfaatkan, sehingga pasarnya semakin luas, kita bisa lebih banyak ekspor produk karet hilir, tidak terjebak hanya mengekspor bahan baku, apa kurangnya kita.
Kita tidak ada yang kurang, kita tidak ada yang kurang, selain informasi, komunikasi, berkordinasi, terintegrasi, bersinergi dan konsistensi untuk menggapai lamunan (dream/visi). Pada perkaret ini belum ada visi bersama, mau seperti apa perkaretan nasional Indonesia pada tahun 2030 misalnya, itu belum ada. Forum MPI inilah yang akan merumuskannya bersama, bukan visi pemerintah, bukan visi swasta, perguruan tinggi, lembaga perkaretan, tetapi VISI MASYARAKAT PERKARETAN INDONESIA, visi yang dibentuk oleh semua stakeholder perkaretannya, lamunan yang akan diwujudkan bersama, melalui berkomunikasi, kordinasi, integrasi dan sinergi dimasa yang akan datang.
Kita harus melamun suatu saat Indonesia menjadi raja karet global, yang menguasai bisnis, teknologi (produksi, pengolahan/manukfaturing) dengan kretivitas tinggi, sehingga karet yang diekspor sebagian besar sudah barang jadi, dan merek-merek indonesia menguasai pasar dunia. Dengan duduk bersama, dan bekerjasama kita bisa, tetapi jalan sendiri-sendiri, diam-diam tentu tidak bisa. Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaun kalau kaum itu sendiri tidak merubah nasibnya. Mari kita berubah (revitalisasi, reformasi), untuk kejayaan karet alam Indonesia dan kejayaan Indonesia dan kesejahteraan masyarakat (Dasril Daniel, Jambi, 10/0/209.
Catatan:
Saya menterjemah dream dengan lamunan, bukan mimpi, karena mimpi adalah sesuatu gambaran dalam tidur (sesuatu yang given), sedangan lamunan gambaran yang diadakan dalam keadaan sadar dan bisa dikendalikan), karena secara umum banyak orang memadankan visi, dream aua mimpi.

Tidak ada komentar: